Merayakan Seram Bercanda Acara YIS HALLOWEEN: Night in the Jungle

Yogyakarta Independent School (YIS) merayakan kemeriahan Halloween dengan tajuk YIS HALLOWEEN: Night in the Jungle. Orangtua dan siswa dari berbagai bangsa, menikmati keseruan acara dengan tampilan seram bercanda melalui aneka kostum yang dikenakan.

_

SEMENJAK pukul lima sore, sejak langkah saya kian mendekati lapang playground yang dibelah oleh bangunan pendopo, suara-suara telah terdengar. Jauh lebih cepat tiba di telinga saya dibandingkan apa yang bisa dijangkau oleh pandangan mata saya.

Rerumputan hijau dan cukup tebal di tengah musim kemarau panjang, tampak menjadi alas yang membahagiakan langkah para siswa untuk berlari, berlompatan, dan bercengkerama dengan teman-teman sekolahnya. Fenomena pemanasan suhu di atas kondisi normal yang dikenal sebagai El Nino, terabaikan oleh pekik dan tawa.

Kemarau panjang dan suhu yang meningkat, seolah tak lagi dirasakan di sini. Playground Yogyakarta Independent School (YIS) seolah menjadi panggung kegembiraan. Menghidupkan sekolah internasional yang berlokasi di kawasan Sleman, tepatnya Jalan Tegal Mlati No. 1, Jombor Lor, Sinduadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55284.

Kostum seorang siswa di YIS Halloween 2023

Aneka Kostum Seram Bercanda

Jelang pendopo utama sebagai jalur lazim bila ingin memasuki Yogyakarta Independent School (YIS), saya mendapatkan kejutan yang menghangatkan hati. Saat mendekatinya, seorang lelaki berpakain gelap melayangkan sapaan dengan nada mantap, “Pak Khun, ya? Selamat datang di YIS,” ujarnya ramah.

Lelaki yang bertanggung jawab menjaga rasa aman setiap orang di lingkungan YIS itu, sedang berada di posisinya. Beliau sibuk mengatur kedatangan mobil dan turunnya orangtua serta siswa, tetapi masih sempat melayani kehadiran saya. Lalu, beliau mempersilakan saya memasuki pendopo.

Aneka kostum siswa YIS dalam merayakan Halloween

Saya membawa mata menyusuri situasi yang ada. Sejumlah meja dengan sejumlah besar aneka makanan, tampak sedang ditata. Dan, ketika melayangkan pandangan ke arah playground, dikejutkan dengan dandanan dan kostum yang cukup serius untuk menampilkan spirit perayaan Halloween.

Apa Sih Halloween Itu?

Yogyakarta Independent School (YIS) secara rutin merayakan acara Halloween, yang memberi peluang besar bagi keterlibatan orangtua siswa. Hal ini tak mengherankan sebab sejak eksis di tahun 1989, sekolah ini memang diposisikan sebagai sekolah internasional dengan siswa dari berbagai bangsa.

Kostum orangtua YIS tak kalah serunya

Dari film-film Holywood misalnya, kita tahu bahwa perayaan Halloween adalah event yang banyak ditunggu oleh anak-anak hingga kaum muda. Pada kesempatan inilah mereka bebas tampil mengenakan kostum yang mereka banget.

Baca juga: Nuansa Edukasi Perayaan Imlek Yogyakarta Independent School (YIS)

Halloween menjadi ajang bagi orang-orang untuk menunjukkan kreativitas yang tinggi. Mereka berusaha menyajikan penampilan yang semeyakinkan mungkin agar bisa membuat banyak orang pangling terhadap mereka.

Menurut kisahnya, Hari Halloween atau Halloween Day merupakan sebuah tradisi yang lazimnya dirayakan pada setiap 31 Oktober. Setidaknya saya mencatat tiga ciri khas yang menyertai perayaan Halloween.

“Hai, salam bercanda adik-adik”

Pertama, setiap orang yang terlibat dalam perayaan ini adalah lazim mengenakan kostum yang biasanya mencitrakan penampilan sosok menyeramkan. Maunya demikian, meskipun tak ada keharusan tertentu.

Kedua, dalam perayaan Halloween selalu disertai dengan kehadiran Labu (pumpkin) yang diukir sedemikian rupa menyerupai wajah orang dengan ekspresi yang mengesankan seram.

Ketiga, di negara asalnya, disertai dengan “permainan” Trik-or-Treat.

Trik-or-Treat termasuk bagian yang digandrungi anak-anak pada momentum Halloween. Pada kesempatan ini, anak-anak akan mendatangi rumah-rumah di sekitar seraya menenteng keranjang. Ketika pintu rumah dibuka, maka mereka akan segera berteriak “Trick or treat!

Trick dikaitkan dengan kenakalan, sementara Treat dimaknai sebagai pemberian. Pemilik rumah yang membukakan pintu bisa merespons dengan Treat, yaitu memberikan permen atau lainnya. Dengan begitu, anak-anak yang bertanya tadi tidak akan melakukan Trick, yaitu menjaili orang tersebut.

Si kecil dengan totalitas untuk tampil syerem

No Trik-or-Treat, But Arum Manis and Rangin Gandos

PADA acara YIS HALLOWEEN: Night in the Jungle, tak ada permainan Trik-or-Treat. Namun, sejumlah alat permainan yang lazim ada di playgorund, ramai dinikmati anak-anak. Sebagai bonus, di sisi selatan playground YIS disediakan lapak Arum Manis dan jajanan Rangin Gandos. Keduanya bisa dinimati secara gratis.

Sekadar informasi, Arum Manis adalah kembang gula yang mirip kapas. Gula pasir disertai pewarna makanan sebagai bahan dasar, dipanaskan dengan berputar-putar. Dari perputaran inilah kita akan memanen kembangan gula yang tampat berserat dan dalam jumlah banyak mirip kapas. Anak-anak menanti seraya menyaksikan atraksi yang menarik ini.

Antre Arum Manis di sini

Agak berbeda dengan Gandos, nilai atraksinya tak seheboh Arum Manis. Jajanan tradisional yang banyak beredar di Pulau Jawa ini, semakin sulit ditemukan. Bahannya berupa adonan tepung beras dicampur santan kelapa dan elemen-elemen rasa lainnya.

Baca juga: Yogyakarta Independent School (YIS) Graduation dalam Nuansa Empat Elemen Alam

Cara membuatnya cenderung monoton. Adonan yang telah jadi tersebut, dituangkan ke dalam lubang-lubang cetakan. Berjajar rapi berangkai menjadi satu kesatuan, tetapi mudah dilepaskan saat hendak dibawa ke mulut.

Itulah keunikan dalam perayaan Halloween di Yogyakarta Independent School (YIS) kali ini. Anak-anak dari berbagai bangsa diperkenalkan pada kuliner atau jajanan tradisional yang khas Indonesia.

Berswafoto sebelum masuk Hounted House

Haunted House: Night in the Jungle

USAI orangtua dan anak-anak YIS puas bermain bebas dilengkapi foto-foto dan video-video, tibalah pada rangkaian acara puncak. Sekelompok demi sekelompok mereka dipanggil untuk memasuki “lorong” hutan belantara (Haunted House) yang disulap dari kelas-kelas menjadi atraksi “Night in the Jungle”.

Lorong hutan itu cukup panjang, dengan penerangan minim, dan dihiasi pernak-pernik khas Halloween. Para siswa masuk, menelusurinya, dan menikmati suasana yang berbeda. Agak serem gimana gitu. Tentu dalam batas-batas wajar untuk membangun sensasi, bukan untuk menakuti secara negatif.

Mari masuk Haunted House “Night in the Jungle”

Perjalanan melalui lorong hutan ini digunakan sebagai media untuk mengedukasi keberanian menghadapi tantangan, seraya mengajarkan untuk saling mendukung dan berkolaborasi dalam menempuh tantangan dalam kehidupan mereka.

Beberapa anak saking senangnya, menelusuri lorong hutan belantara ini lebih dari satu kali. Bahkan berkali-kali, dengan wajah gembira. Mereka keluar, lalu masuk lagi. Menjalani sebagai sebuah petualangan yang menyenangkan untuk dijalani.

Foto Bersama sebelum masuk Haunted House berkelompok

Di ujung perjalanan tersebut, semua orangtua dan anak-anak mereka berlabuh di pendopo untuk bersantap malam. Semua menu yang tersaji tampak unik karena sangat beragam. Tak ada tema menu yang dirancang khusus, sebab konsepnya adalah “Potluck Dinner”.

Bahkan jeruk berdandan syerem

Potluck, sebagaimana kita tahu, merupakan pengadaan makanan dan minuman secara bersama. Dalam hal ini, melibatkan semua orangtua siswa. Tak heran kita akan menemukan kudapan dan makanan lintas etnis dan bangsa.

Pumpkin (Labu) karya siswa-siswa Yogyakarta Independent School (YIS)

Best Costumes and Pumpkin Carvings

SEBAGAI pengujung acara, yang tak kalah serunya, panitia membacakan hasil lomba. Ada lomba mengukir Labu Halloween (Pumpkin Carvings) dan Lomba Kostum terunik (Best Costumes). Para pemenang dipilih secara berlapis, sesuai tingkat kelas mereka masing-masing.

Penyerahan hadiah untuk pemenang lomba kostum

Menyandang hadiah dan berfoto bersama sebagai pemenang, terlihat wajah-wajah yang santai. Tidak terlihat ekspresi yang ambisius sebagai sebuah kompetisi yang menghasilkan para pemenang sebagai siswa yang super.

Itulah perayaan dengan nilai edukasi, bukan kompetisi yang berambisi. Interaksi dan bersosialisasi dalam suasana bukan “kelas belajar” jauh lebih menggembirakan bagi para siswa. Itu sebab saat satu persatu mulai meninggalkan sekolah, terlihat mereka pulang dengan wajah ceria.

Sampai jumpa di Halloween tahun depan, ya! Tentu tak akan kalah serunya.

Ang Tek Khun
About the author

angtekkhun menulis di media cetak saat kuliah psikologi, berkarier di industri penerbitan, dan beralih ke media digital sebelum menggeluti integrasi media berbasis psikologi pembaca.

Tinggalkan komentar