
ASUS ROG Phone 7 adalah ponsel gaming terbaik untuk disisipkan ketika guru pelajaran Bahasa Indonesia meminta kita untuk membuat kalimat majemuk, “Ibu sedang ke pasar, ayah sedang membaca koran, dan kakak sedang bermain mobile game.”
Seperti pepatah “satu musuh terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit”, maka terdapat banyak manfaat positif bermain game (gim) untuk disebutkan. Mulai dari sekadar perangkat penyalur hobi, melatih otak berpikir cepat, antisipatif, responsif, hingga manfaat optimalisasi motorik halus.
Satu hal yang belum disebutkan adalah manfaat bermain game yang mendatangkan uang, baik secara langsung maupun tidak. Itulah sebabnya bermain game, apalagi dengan kecanggihan ASUS ROG Phone 7, bisa menjadi salah satu solusi kecemasan anak-anak muda yang suka Skena dan mengaku Sandwich Generation.

Fenomena Kohor Generasi Z
SALAH satu cara untuk mempermudah memahami manusia adalah dengan memetakannya berdasarkan kohor. Secara umum kohor dipahami sebagai ciri khas tertentu pada sekelompok orang pada periode tertentu.
Paling dikenal luas adalah kohor berdasarkan tahun kelahiran. Kita pun mengenal empat penamaaan generasi terakhir sebagai Gen X yang lahir di antara tahun 1965-1980, Milenial (1981-1996), Gen Z (1997-2012), dan adik-adik Gen Alpha (2013-2025).
Sebagai tambahan informasi, menurut hasil sensus penduduk Indonesia tahun 2020, Gen Z mencapai 27,94% yang berarti di kisaran 70-an juta jiwa. Ini sesuai dengan kondisi Indonesia yang berada dalam periode Bonus Demografi. Ini sekaligus gambaran global pasar potensial ASUS ROG Phone 7.
Berbasiskan kohor ini kita dibuat paham bahwa yang kerap mencuri panggung pemberitaan (viral) terutama di media sosial adalah Generasi Z (selanjutnya: Gen Z). Aneka perilaku yang mencuat dari kalangan ini membualkan fenomena yang menjadi buah bibir.
Jika kita menyimak perbincangan berdasarkan linimasa, kita bisa menandai beberapa kaca kunci, seperti “budaya” Skena, Generasi Stroberi, Generasi Sandwich, dan saya mengakhirinya dengan gaya hidup penganut Frugal.

Skena Kalcer
Apa itu Skena? Cara cepat untuk menjawabnya adalah “orang-orang yang suka bersua, doyan bercengkerama, kerap berakhir dengan berkelana ke mana saja”. Bagi yang suka berpuitis, mereka mengaku generasi penikmat senja.
“Generasi Senja” hanyalah penamaan bagi sekelompok orang muda yang demen menghabiskan golden time mereka di waktu sore hingga mencapai larut malam di kafe-kafe dan tempat nonglrong lainnya. Bagi yang lebih serius, mereka menggunakan waktu untuk berdiskusi atau bikin pe-er.
Lebih dari para penikmat senja, Skena “Culture” (Kalcer) disertai dengan kesing yang lebih menarik perhatian. Mulai dari bahasa tubuh nyeleneh (duduk bersilang kaki, misalnya), selera musik underground, outfit pakaian kerap sengaja kedodoran, berkaca mata bulat atau frame tebal, dan berpijak pada sepatu Docmart.
Menurut Prof Rhenald Kasali di kanal YouTube-nya edisi “Skena Kalcer, Dimana Prospek Bisnisnya?” “budaya” anak-anak perkotaan ini memiliki akar sejarah panjang untuk. Dimulai sejak reformasi 1998, masa ketika kafe mulai menjamur, internet kian murah, hingga mencuat Citayam Fashion Week.
Jika meminjam “tipologi” ASUS ROG Phone 7, saya menduga mereka bersesuaian sebagai pengguna ASUS ROG Phone 7 Ultimate 16 GB/512 GB, hehe. Varian ini memang keren dalam penampilan. Selain dibekali ROG Vision, juga disertai AeroActive Portal—ventilasi udara tambahan.

Generasi Stroberi
Kohor Gen Z juga diwarnai dengan fenomena Generasi Stoberi yang dikupas Prof Rhenald Kasali dalam bukunya berjudul Strawberry Generation (Penerbit Mizan, 2017). Buah stroberi yang tampak indah dan ranum kemerahan, ternyata adalah buah yang rapuh. Benturan atau gesekan ringan saja akan membuat mereka terkoyak dan luluh.
“Inilah potret dari sebuah generasi yang lahir dari tangan-tangan orangtua yang jauh lebih sejahtera dari generasi-generasi sebelumnya,” ungkap Rhenald Kasali. Hal ini terjadi di Asia, tempat pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Besar di perkotaan membuat mereka hanyut dalam materialisme. Uang seakan mudah didapat oleh kalangan tertentu, anak-anak mereka tidak lagi harus hidup terbatas dan berhemat. Bahkan jauh dari kewajiban turut membanting tulang untuk turut menyokong ekomomi keluarga.
Sepertinya mereka termasuk kategori pengguna ASUS ROG Phone 7 Ultimate 16 GB/512 GB atau setidaknya ASUS ROG Phone 7 12 GB/256 GB.

Generasi Sandwich
Apa itu Generasi Sandwich? Cara sederhana menjawabnya adalah “orang-orang yang bertanggung jawab secara keuangan untuk membiayai orangtuanya sekaligus anak-anaknya”.
Generasi Sandwich Tradisional adalah orang-orang yang terjepit di antara orangtua dan anak-anak mereka sendiri. Jika ditambah dengan kakek-nenek buyut, maka jadilah mereka Club Sandwich. Ada pula Sandwich Terbuka, yaitu bila mereka berjiwa sosial cukup besar membantu pihak lain.
Sebenarnya Gen Z saat ini belum perlu merasa cemas sedemikian rupa, sebab mereka belumlah terjepit beneran dalam lapisan Sandwich. Namun, mereka akan sewotlah bila kita mempertanyakan keberadaan mereka mungkinbelum menikah, dan belum punya anak.
“Eh! Emangnya Meong dan Gugug-ku enggak butuh cat dan dog food?”
Iyaaa, iya deh! Kamu juga butuh Boba, Gelato, dan skinker. Serta, membawa Mac ke ruang publik entah bernama kafe atau coworking space yang adem agar pe-er cepat kelar. Kesenangan-kesenangan seperti itu, antara lain, mereka anggap sebagai beban Generasi Sandwich.
Ada yang positif dari generasi ini, yaitu mereka mulai berpikir panjang. Itu pula sebabnya patut diduga mereka calon pengguna ASUS ROG Phone 7 12 GB/256 GB atau “sekadar” ASUS ROG Phone 7 8 GB/256 GB.

Frugal Living
Jhon White (2021) dalam London Review of Education memublikasikan tulisannya berjudul “The Frugal Life, and Why We Should Educate for It“. Professor filosopi pendidikan ini menganjurkan Frugal Living bagi generasi muda berkenaan dengan momentum pandemi Covid-19 dan perubahan iklim (climate change).
Konsep Frugal Living mengacu pada berpikir jauh ke masa depan dan berhemat melalui proses menuju ke sana. Sikap yang hendak dikembangkan adalah kesadaran (mindful) untuk mengelola keuangan dengan efisien dan efektif. Perlu kita ingat bahwa mereka tidak hendak bersikap pelit dan antisosial.
Bagi generasi lampau di Indonesia, Frugal Living bukan sesuatu yang baru. Saya masih mengalami didikan keluarga untuk berhemat dan menabung bagi masa depan, dan perilaku atau sikap dasar di sekitar itu.
Kakek-Nenek saya melalui prinsip hidup keseharian dan teladan tanpa narasi akademik, mengajarkan saya untuk membedakan berbelanja kebutuhan (need) dan keinginan (want). Saya pun menjalani hidup dengan prinsip-prinsip ini dan mewariskan secara moderate kepada putri saya.
Kabar gembira dengan kian menggelindingnya isu ini, Frugal Living mendapat sambutan positif dan semakin meluas dari Gen Z. Beberapa contoh bagian dari Frugal Living dengan mudah disebutkan. Misalnya, membuat sendiri (do it yourseft), bersabar menanti diskon, dan tidak malu menggunakan benda seken.
Bagi penganut Frugal Living, bila mereka aktif bermain game, maka memegang ASUS ROG Phone 7 8 GB/256 GB sudah membuat mereka bahagia. Sebab, mereka telah meyakini kualitas dari ASUS ROG Phone.

“For Those Who Dare”
JIKA tulisan ini dibaca oleh orangtua, Anda enggak usah khawatir secara berlebihan kala menjumpai berbagai berita viral yang cenderung negatif. Pastinya itu bukan praktik yang bisa digeneralisir terjadi pada setiap orang.
Bagian dari gaya hidup Frugal Living yang Gen Z terapkan, termasuk mengatur bujet mandiri, berinvestasi sejak dini melalui aplikasi, dan berani bekerja paruh waktu. Atau, bekerja dari rumah dalam sebagai bagian dari mata rantai industri maupun berjualan pribadi baik daring maupun luring.
Keberanian mereka menghadapi (tantangan) hidup dan menentukan sikap “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian” patut dipuji dan didukung. Jika meminjam narasi rilis ASUS ROG Phone 7, kita perlu men-support “For Those Who Dare”.
Mengikis Persepsi Negatif
Dalam perjalanan waktu, para gamer telah menapaki jejak yang jauh lebih diterima keluarga dan masyarakat. Seiring waktu, perlahan tetapi pasti, gamer-gamer telah mengikis perlahan persepsi negatif melalui unjuk karya.
Paling mudah adalah menyebut momentum tatkala Esports mendapat tempat sebagai cabang olahraga dengan skill kecepatan, ketangkasan, dan strategi. Alhasil, Esports menjadi bagian dalam kompetisi resmi tingkat nasional seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) dan internasional.
Tim Esport Indonesia ramai diberitakan dalam hal mendulang prestasi. Sebagai misalnya, tim Indonesia berhasil meraih juara umum di Kejuaraan Dunia eSports IESF ke-14 dalam gelaran di Bali akhir tahu lalu. Teranyar, dalam ajang SEA Games 2023 Kamboja, Indonesia mendulang medali dan mencatatkan diri sebagai juara umum.

Situs Kemenparekraf (2021) mencatat berdasarkan data Indonesia Esports Premier League (IESPL), Indonesia menduduki urutan 12 dalam hal pasar gaming dunia. Total pemain game aktif tidak kurang dari 62,1 juta orang dan meraup penerimaan 1,04 miliar dolar AS sebelum pandemi Covid-19 tiba.
Masih pada laman yang sama, capaian tim-tim Esport Indonesia membuka lapangan pekerjaan dengan total lebih dari Rp15 triliun dalam perputaran ekonomi. Selewat pandemi, angka-angka atau capaian ini tentu akan terlampaui dengan mudah.
Pada 2019 Ketua Harian Asosiasi Game Indonesia Jan Faris Majd telah memberi tahu kita bahwa profesi gamer profesional telah lazim. Beberapa pihak yang serius telah “mempekerjakan” gamer dengan kontrak gaji bulanan plus bonus.
Selain gamer profesional, ada juga gamer streamer. Jan Faris Majd mengungkapkan bahwa banyak gamer profesional yang “pensiun” beralih menjadi streamer. Alasannya, keuntungan yang diraup bisa jauh lebih tinggi, melebihi gamer profesional.
Pada laman yang sama juga disampaikan bahwa berdasarkan riset dan analisa Newzoo, industri game di Asia-Pasifik memiliki pendapatan US$71,4 miliar pada tahun 2018. Asia-Pasifik dengan kontribusi India dan Indonesia, menjadi “rumah” bagi pasar game dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Hobi Oke Cuan Dapat
Peluang menghasilkan uang melalui game, menempuh beragam cara. Baik langsung melalui adu kompetensi (skill, prestasi), juga melalui unjuk hibur (performance).
Untuk yang terakhir ini, sudah lazim kita jumpai misalnya melalui platform tonton video YouTube. Para gamer, tanpa perlu menyebutkan nama tertentu, berhasil mengumpulkan “cuan” yang antara lain melalui adsense dan sponsor langsung.
Ujung-ujungnya jelas, para orangtua tak lagi melihat aktivitas ini sebagai “kelainan” yang mengecilkan hati. Masyarakat luas pun bisa menerima ketekunan mereka kegigihan untuk mengembangkan diri. Tentu di sana-sini masih terpetik berita anomali, tetapi gamer profesional tahu tanggung jawab mereka.

Mengapa ASUS ROG Phone 7?
ANGKA 7 pada “ASUS ROG Phone” adalah sebuah angka magis. Dia bukan saja memberi tahu perjalanan yang pernah ditempuh dari 1 hingga 6 (stamina), tetapi juga tentang keseriusan dan keberlangsungan (sustainable).
Sejak ASUS ROG Phone 7 diperkenalkan di negeri asalnya (Taiwan), publik ramai membicarakannya. Termasuk, bersabar menahan diri menanti 18 Juli 2023 sebagai tanggal rilis resmi di Indonesia. Kemeriahan ini patut mencuri perhatian dan melahirkan pertimbangan serius buat siapa pun yang belum pernah menggunakannya.
Mengapa menitipkan “nyawa” pada ASUS ROG Phone? Mengapa sangat disarankan untuk mempertimbangkan penggunaan ASUS ROG Phone 7?
Filosofi Pragmatis
Salah satu prinsip Frugal Living yang mungkin terdengar paradoks adalah prinsip dasar “apabila ingin berhemat, belilah barang yang berkualitas”. Orang-orang tua di masa kecil saya kerap mengucapkan filosofi pragmatisnya, “barang yang bermutu akan awet untuk jangka panjang.”
Buat kita yang memutuskan untuk berekspresi dan membangun kompetensi melalui game ponsel, inilah saat yang terbaik. Mulailah dari akhir, maka kita akan terbebas dari soal-soal “masa lalu”, sehingga hanya perlu fokus bergerak ke depan.
Mulai dari akhir, membuat kita mendapatkan perangkat terbaik sebagai guru terbaik untuk mendidik kita. Dalam ungkapan Zig Ziglar, seorang pembicara internasional, “You don’t have to be great to start, but you have to start to be great.”
Rahim Tangguh
Keyakinan atau trust (bukan sekadar believe) menurut Lincoln Chafee, dibangun melalui konsistensi. Pastinya, konsistensi yang dimaksud oleh politisi asal Amerika ini, adalah sesuatu teruji, dapat diverifikasi, dan terbangun serangkaian jejak yang ditinggalkan.
ASUS Republic of Gamers (ROG) tidak lahir dalam semalam dan bersiap angkat kaki menjelang pagi. Bertitimangsa 2006, ROG dihadirkan ASUS sebagai jenama (brand) khusus gaming. Fokusnya melahirkan “perangkat keras paling hardcore dan inovatif untuk para gamer.”
Dalam waktu segera (Juli 2006), motherboard gaming pertama diluncurkan, diberi nama bernama Crosshair. Akhir 2007, ASUS ROG G1/G2 Series dirilis. Pada Oktober 2009, ASUS ROG G51J 3D, notebook 3D pertama di dunia, muncul. Demikian seterusnya hingga tiba pada era ROG Phone series.

Spesifikasi Emejing
Konsistensi performa adalah krusial. Dalam narasi pebisnis Sean Dyche, “Consistency of performance is essential. You don’t have to be exceptional every week but as a minimum you need to be at a level that even on a bad day you get points on the board.”
Tunjekpoin pada performa keandalan ASUS ROG Phone 7, saya mencoba meringkasnya dalam tiga klaster di bawah ini. Apabila Anda ingin kepo lebih jauh, monggo tengok Features-nya di sini. Untuk Tech Specs detail, simak di sini.
Kakak
Seperti pemahaman yang dianut orangtua pada anak kembar, diyakini bahwa anak kembar terakhir lahirlah yang dianggap sebagai Kakak. ASUS ROG Phone 7 series pun hadir dengan dengan format terbaik.
Tanpa aneka skincare, tampilan sudah elegan dengan sentuhan gaya futuristik. Tiga varian ditawarkan ke hadapan Anda terkandung bersama opsi dua warna pilihan. Ini memberi alternatif dalam cara dan gaya ber-gamer yang sesuai dengan kepribadian Anda.
ROG Phone 7 Ultimate (16/512GB) adalah pilihan tertinggi yang bisa Anda jangkau dengan variasi harga berkepala 18 juta. Disusul ROG Phone 7 (12/256GB) yang ditawarkan senilai 13-an juta. Terakhir, ROG Phone 7 (8/256GB) dapat Anda jangkau dengan rupiah 10-an juta.
Kokoh
ASUS ROG Phone 7 menggunakan kekuatan teranyar Snapdragon® 8 Gen 2 dengan RAM LPDDR5X 8533 dan ROM UFS 4.0 512 GB. Kenikmatan Anda akan diamankan oleh kelengkapan AeroActive Cooler 7. Tak lupa, nikmati pula WiFi 7 Qualcomm® FastConnect™ 7800.
Kekeh
Pilihan tampilan terbaik tak pernah diabaikan. Buaian mata Anda akan dimanjakan melalui layar Samsung AMOLED 165 Hz dan dukungan Pixelworks®. Untuk seri Ultimate, kepuasaan Anda dipurnakan oleh ROG Vision.

Masa Promosi
Buat Anda yang sudah kebelet, segera bertindak dan sergap harga promonya. Ada dua penawaran promo spesial ASUS ROG Phone 7 dalam menyambut peluncuran perdananya di Indonesia pada 18 Juli 2023 lalu.
Early Bird Promo
Periode 18-31 Juli 2023
Untuk setiap pembelian ASUS ROG Phone 7 series, konsumen akan mendapatkan eksklusif merchandise ROG 7 Devilcase dan 2 tahun Garansi resmi, dengan total hadiah bernilai 2 juta rupiah.
Promo ini berlaku di semua mitra penjualan resmi ASUS offline, seperti Erafone, Urban Republic, ROG Store, Asus Exclusive Store, dan Asus Authorized Partners. Serta mitra online, seperti Eraspace, Tokopedia, Blibli, dan Asus Online store.
Consumer Launch Promo
Periode 18-23 Juli 2023 di Atrium Gandaria City Mall
Selain mendapatkan eksklusif merchandise ROG 7 Devilcase dan 2 tahun Garansi resmi, konsumen juga akan mendapatkan tambahan spesial merchandise seperti ROG exclusive Jacket, MLBB limited edition T-Shirt, dan 1000 MLBB diamonds, dengan total hadiah bernilai 3,5 juta rupiah.
Promo ini berlaku khusus untuk konsumen yang telah melakukan pre-order pada 8-17 Juli 2023 secara offline di Erafone lalu melakukan pengambilan (pickup) produk di event venue atau untuk konsumen yang melakukan pembelian langsung di event venue.
Simpulan
LAYAKNYA pantun yang semarak dilantunkan dalam pembukaan dan penutupan forum-forum daring dan luring, maka izinkan saya juga menggunakannya di sini sebagai narasi untuk pamitan:
Di dunia game bersuka ria,
Gamer beraksi penuh semangat.
Menghadapi tantangan, tiada ragu,
Di dunia gaming, kebahagiaan terpadu.
Beli ASUS ROG Phone 7 yang gagah,
Gaming jadi lebih seru, tak pernah ragah.
Layar cemerlang, performa menggelegah,
Kemenangan di tangan, takkan ada yang menyanggah.
Wihh, keren, ya!
*psshh … jangan bilang-bilang, pantun ini buatan ChatGPT atas todongan saya.
_
Sumber cuan acuan:
- mccrindle.com.au
- dataindonesia.id
- pskp.kemdikbud.go.id
- London Review of Education
- Tim Esport Terbaik Indonesia, Langganan Juara Dunia
- Apakah Gamer Sudah Jadi Profesi di RI?
- ROG Phone 7
*Tulisan ini diikutsertakan dalam ASUS ROG Phone 7 Blog Writing Competition di blog Travelerien.
Menarik sekali pembahasannya kak. Kok aku merasa tersentil, apakah ini karena aku termasuk generasi sandwich ya? Hhaha. Aku baru kali ini dengar istilah kohor, alamaak kudet amat yak. Tapi aku selama ini kenapa nggak kepikiran kalo fenomena in ternyata pengaruh ya ke jenis gadget yang dipakai. Kalo dipikir2 memang ya nyambung, Gen Z adalah generasi yang paling merasakan derasnya inovasi teknologi dan digital, termasuk urusan gadget. Dan tiba2 ASUS ROG Phone 7 Series ini hadir di tengah2 Gen Z. Wah, ini benar2 seperti kebetulan, walaupun sebetulnya enggak kebetulan juga…
Enggak usah berasa tersentil pada diri sendiri, karena saya juga … sambil nulis sambil nyentil diri sendiri, hahaha. Kohor ala Indonesia pernah loh dibikin oleh Prof Rhenald Kasali. Sayang gak dia lanjut, padahal bisa lebih kontekstual Indonesia. Nah, soal tech, kayaknya ROG ngerti banget deh pada market mereka.
Tulisan yang bernas, Kak. Ternyata masing-masing ROG sudah punya penikmat yang sesuai dengan harapan mereka, ya. Terlepas dari anomali, hobi oke cuan dapat ini memang sangat menyenangkan. Jika mengutip kata-kata teman saya tentang hobi yang dibayar itu adalah rezeki. Semoga ke depan E-sports akan terus mendapatkan tempat.
Mungkin saat mau meluncurkan sebuah produk baru, segmen market-nya sudah diteliti bener. Gaya Skena di Indonesia pastinya belum terpikirkan detail saat ASUS ROG Phone 7 dirancang, tapi cocok karena dibangun dengan asumsi “anak muda punya gaya yang gak mau sama”.
Keren tulisannya, Pak .. banyak insight yang diperoleh dari tulisan ini. Saya dapat istilah baru “skena” … saya lihat anak sulung saya nih, apa2 ngumpul bareng teman2nya, meski itu kerjain skripsi .. kok kayak kerja kelompok padahal mereka ngumpul ngerjain skripsi masing2 atau mungkin ada yang hanya main game dengan gadgetnya. Punya ASUS ROG Phone 7 ini pasti sangat menyemangati mereka ya.
Ada berbagai macam cara ekspresinya, begitu juga ada perbedaan antara anak cowo dan cewe, tapi garis merahnya sama, mereka bebas mau punya gaya sendiri dalam berekspresi. Orangtua kayak kita terasa kuno, kolot, dan antik deh, hahaha.
Baru tau ada yang namanya generasi senja, anak 80an dimana baru ngerasain game console pasti gak terlalu demen main game mobile, tapi kalo mainnya pake Asus ROG Phone 7 beda cerita ini
Ada, hahaha. Pastinya bukan “anak pagi” 😉 Mereka mau sesuatu yang berbeda dengan kohor generasi sebelumnya. “Gue juga punya gaya,chuaks!” hehehe
Tiap generasi punya ciri khas sendiri dan punya cara mereka menjalani hidup. Gaya hidup ini mempengaruhi pilihan mereka akan sebuah produk. Kesamaannya mereka takkan menolak ASUS ROG Phone 7
Iyap, bener. Kondisi yang mereka jalani sejak lahir, jelas beda dengan kita. Begitu juga lingkungan yang membentuk mereka.
Lazimnya anak Gen Z, anakku yang kuliah dan SMK juga sering main game online, kadang suka ikut pertandingan e-sport juga meskipun hadiahnya belum sebanyak gamers profesional. Memang untuk para gamers, sangat membutuhkan smartphone dengan spesifikasi tinggi, meskipun harga Asus Rog Phone 7 bisa dibilang lumayan tinggi tapi sebanding dengan kualitas serta spesifikasi yang tertanam didalamnya.
Bahasa gaul zaman kita, “ada rupa ada harga”, haha. Skill mereka ini akan berdampak psikologis, antara lain akan membangun kepercayaan diri terutama ketika berada di antara teman-teman mereka.
Untuk generasi sandwich benar banget nih. Mereka butuh smartphone dengan ruang penyimpanan yang besar. Selain untuk bekerja, mereka butuh smartphone untuk hilangkan rasa penat. Semoga sih generasi seperti semakin berkurang yaa..
Setelah Gen Milenial, datang Gen Z, dan mulai besar Gen Alpha. Nah, yang Gen Alpha ini kayaknya sudah gak mikir duit deh…
Menarik nih pembahasannya. Memang benar kalau Gen Z itu sekarang jadi generasi dengan info dan inovasi teknologi paling deras. Mereka butuh smartphone canggih untuk bisa menampung informasi tersebut. Belum lagi sekarang media sosial hampir semuanya menyediakan fitur monetisasi, bisa jadi ladang cuan buat gen Z terutama gen Sandwich.
Semua di satu genggaman, situasi yang benar-benar mewah.
Memang beda yaa kalo penulis bikin artikel 😄👍👍. Bisa nyambung kemana-mana tapi baliknya tetep ke asus rog phone 7. Kereeen mas tulisannya.
Dan aku jadi tahu istilah kohor 😅. Nambah diksi nih.
Jadi tahu juga pembagian kelas generasi sandwich 😄. Kirain 1 jenis, ternyata variannya ada beberapa yaaa hahahahah.
Hp kereeen utk para gamers 👍. Aku yg bukan gamers aja tertarik beli ini. Sebenernya utk traveler kayak aku, hp dengan SPECS tangguh, batre awet dan kamera bagus penting banget. Krn setiap jalan aku pasti ambil foto pakai hp, makanya butuh yg bagus. Lalu Krn sering jalan seharian, jadi batre wajib awet, jangan dikit2 drop yang bikin susah cari colokan 😅.
Dan memang hp gamers yg biasanya kuat dalam hal batre. 👍
Hai, Mb. Makasih sudah mampir dan ninggalin jejak.
Umumnya ulasan kayak gini paparannya teknis banget, dan mayoritas jumlahnya. Bahkan website resmi brand jauh lebih lengkap dan mudah ditemui. Sementara pembeli biasanya dimulai dari konteks. Hehehe.
Pengkategorian generasi ini menarik loh, dan dilakukan dengan tolok ukur tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan. Memudahkan terutama bagi orangtua untuk mem-feeding putra-putrinya.