Di tepi hamparan rerumputan hijau yang luas, Yogyakarta Independent School (YIS) menyelenggarakan perayaan Imlek 2023. Chinese New Year Celebration 2023 itu terasa unik, sebab berlangsung di alam terbuka nan asri. Disaksikan Gunung Merapi, yang tampak jernih di kejauhan.
CUACA Yogyakarta sedang cerah di hari bersekolah pertama usai tanggal merah, yang di kalender meja saya tertulis “Chinese New Year’s Day”. Sejauh melayangkan pandang di keluasaan sekolah internasional itu, mata dipenuhi warna alam yang menyegarkan.
Warna hijau seolah dirancang menjadi latar utama kemeriahan itu—simbol berkah yang melimpah. Berpadu padan dengan nuansa merah dan sesekali ditingkahi warna kuning. Itulah panorama dua aksen warna khas Imlek yang tampil melalui busana siswa, orangtua, dan staf pengajar.
Pesona Merapi dari Halaman YIS
Saya hadir lebih pagi dan berkesempatan merasakan nikmat yang tak tergambarkan. Membebaskan mata memandang jauh seperti di Yogyakarta Independent School (YIS) tidak lagi mudah ditemui saat ini. Apalagi, saya bisa berpuas diri menikmati Gunung Merapi yang secara lansekap, membentang tanpa halangan gumpalan awan. Pucuknya yang mengepulkan warna putih, seolah pawon (dapur) yang melepas asap sedap.
Baca juga: Merayakan Seram Bercanda Acara YIS HALLOWEEN: Night in the Jungle
“Nanti perayaannya di Stadium sana,” ujar salah seorang staf yang menyambut kedatangan saya dengan ramah—sejak dari pintu utama hingga area parkir, dan di pendopo untuk persinggahan. Segera saja saya disuguhi secangkir teh panas.
Stadium yang dimaksudkan adalah sebagaimana saya kenal sebagai stadion yang umumnya hadir menyertai keberadaan lapangan sepak bola. “Luasa sekolah kami sekitar 6 hektar,” jelas Pak Yere saat menemai saya menuju arena perayaan. Lebih menakjubkan lagi bagi saya pribadi adalah saat tahu bahwa timnas muda Indonesia kerap latihan di lapangan Yogyakarta Independent School (YIS) ini.
Keberagaman Dalam Semua Aspek
Semula saya menyangka acara Imlek Yogyakarta Independent School (YIS) ini akan digelar di dalam ruangan (maklum saya belum pernah masuk ke dalam sekolah internasional ini), mengingat umumnya perayaan Imlek akan ada atraksi Barongsai dengan berbagai gaya yang atraktif. Ternyata, acaranya di open air. Dan, saya pun paham saat diajak “room tour” mengelilingi gedung sekolah.
Di sekolah ini hanya ada dua gedung, yang dirancang dengan efisien. Seperti keberadaan joglo-kecil-sederhana para petani di hamparan luas sawah yang diolah. Yang sangat menarik buat saya dengan keberadaan dua gedung itu adalah pertimbangan “eco-friendly”. Ruang-ruang belajar dikelilingi cahaya alami—tak dibutuhkan lampu listrik benderang untuk menerangi kelas.
Namun, berbeda dengan dua gedung yang berpadu dan tampak kecil dari Stadium acara, suasana di Stadium sekolah internasional di Yogyakarta itu berbeda. Di sini semarak, riuh suara anak-anak yang kegirangan, sangat menyenangkan untuk dinikmati. Mereka tampak menggemaskan dengan “busana Imlek”.
Acara yang digelar sekolah internasional itu sederhana saja, tetapi khas budaya lokal Yogyakarta yang sederhana nan guyub. Tak ada protokoler khusus yang biasanya pasti ketat sebagaimana ada di perayaan-perayaan formal. Juga tidak ada panitia yang memantengin dengan mata melotot.
Sekalipun dipandu oleh Master of Ceremony (MC), perbincangan berlangsung interaktif. Di tengah-tengah itu, anak-anak menikmati kebebasaan mereka untuk berakrab-ria dengan teman-teman dan orangtuanya.
Barongsai Cilik Beradu Kepala
Sejumlah kesempatan disediakan bagi anak-anak untuk tampil dalam perayaan Imlek Yogyakarta Independent School (YIS). Dalam kelompok-kelompok kecil mereka tampil di depan Stadium dan mengekspresikan diri. Ada kelompok anak menari kipas, ada pula yang menyanyi dan membaca puisi bergiliran.
Paling menarik dari “talent show” ini adalah mereka tidak diatur-atur dalam kedisiplinan ketat ala dunia hiburan profesional. Menjadi lucu bagi semua yang hadir tatkala menyaksikan masing-masing anak meekspresikan kepribadiannya masing-masing.
Di antara beberapa “show penghibur cilik” yang menggemaskan dari anak-anak, ada yang paling menarik perhatian saya. Itu adalah Lion Dance Performance, penampilan Barongsai cilik dari siswa-siswa YIS. Tentu jangan dibayangkan kostum Barongsai yang biasa Anda lihat beserta trik-trik atraksinya.
Mereka tampil apa adanya. Kepala Barongsai kecil yang kadang menongolkan kepala si anak, “busana” Barongsai kerap tersibak, dan jalannya tampak tertatih dan tak kompak, justru menjadi hiburan tersendiri. Apalagi saat dua Barongsai cilik itu tanpa sengaja berjalan belok dan beradu kepala. Hahaha.
Belajar Berbagi Melalui Angpao
Pertunjukkan Barongsai beneran, yang dimainkan orang-orang yang lebih dewasa dari Paguyuban Naga Barongsai Isakuisi, menjadi “show” yang ditunggu-tunggu anak-anak dalam perayaan Imlek 2023 Yogyakarta Independent School (YIS).
Anda pasti bisa menduga aksi atau dramanya. Tiga Barongsai adu gerakan cantik dalam peragaan untuk menarik perhatian, pasti ada. Begitu juga adegan berjingkatan ke sana-sini, bergulingan ke samping, serta ke depan dan belakang. Bahkan saling panjat dan adegan dramatis lainnya, pasti Anda sudah tahu. Semua tersaji bervariasi.
Baca juga: Yogyakarta Independent School (YIS) Graduation dalam Nuansa Empat Elemen Alam
Bukan itu yang menarik buat saya saat hadir di New Year Celebration YIS itu. Melainkan gembira bercampur bahagia melihat dan mendengar suara anak-anak yang hadir di sana. Ada jejeritan, tertawa-tawa, dan pekik kagum. Beserta semua gestur tubuh natural mereka, membuat yang hadir turut tersenyum-senyum.
Pada sesi terakhir, khas pertunjukkan Barongsai, para penonton diberi kesempatan untuk memberikan angpao. Amplop merah berisi uang ini tidak diberikan secara biasa. Melainkan perlu dimasukkan ke dalam mulut si Barongsai.
Di sini nih bagian yang sangat menantang bagi anak-anak. Dengan tingkah tabuhan pengiring, Barongsai tak pernah berhenti bergerak. Kepalanya bergoyang-goyang, tampak sangar di mata anak. Itu sebabnya Anda harus mengapresiasi anak yang berani menjulurkan tangan ke dalam mulut lebar si Barongsai.
Ketika si Barongsai menghampiri tempat duduk Stadium, terlihat anak-anak berada dalam situasi gembira seraya gentar. Anak-anak yang agak besar, senang riang dihampiri Barongsai. Namun, anak-anak yang lebih kecil, yang sejenak sempat senang, kemudian segera memalingkan wajah dan meminta pelukan orangtuanya.
Belajar Berani Memberikan Angpao
Ini bagian akhir atraksi yang menawan hati saya di perayaan Imlek Yogyakarta Independent School (YIS). Saya segera mencari adegan yang menarik, dan aha! Ketemu! Di tepi lapangan, saat si Barongsai masih beraksi di sekitar tempat duduk, seorang anak kecil diturunkan dari gendongan ayahnya. Sepucuk amplop merah diberikan ke tangannya. Sang ayah memberi arahan agar si anak memberikan amplop tersebut kepada si Barongsai.
Apa yang terjadi saat si Barongsai tiba di hadapannya? Anak itu terkejut melihat kepala Barongsai dan dalam sekejap berbalik badan dengan ekspresi wajah ketakutan. Ia merangkul ayahnya erat-erat dengan suara meminta tolong.
Apa yang terjadi kemudian? Sang ayah menggendongnya, membantu tangan si anak dengan amplop, mengarahkannya ke depan untuk menyongsong si Barongsai. Ia diberi dukungan keberanian dalam tuntunan ayahnya. Ketika kepala si Barongsai mendekat lagi, angpao itu berhasil diberikan.
Apa yang terjadi nantinya? Saya yakin anak itu akan belajar sesuatu yang akan melekat dalam dirinya sepanjang usia. Ia mungkin belum mengerti arti berbagi sebagai sebuah nilai mulia, tetapi ia akan belajar hal mendasar lainnya, yaitu keberanian. Ia juga jadi tahu bahwa ayahnya akan menyertai dan melindunginya dengan baik.
Nuansa Edukasi di Chinese New Year Celebration YIS
Mengikuti acara perayaan Imlek di sekolah internasional di Yogyakarta ini, saya menemukan nuansa kental edukasi bagi anak. Sebagai sekolah internasional, tentu wawasan utama yang hendak dibangun adalah wawasan global. Ini berarti mengenal budaya dari segala bangsa.
Meskipun setiap anak yang bersekolah di Yogyakarta Independent School (YIS) ini datang dari berbagai latar negara, tetapi anak-anak mereka sedang tumbuh di Indonesia. Corak sebuah negara dan kesempatan mengenal budaya bangsa lain, pasti berbeda. Di sini mereka mendapatkan pengalaman baru yang spesial dalam menenun jiwa anak.
Lewat penampilan “talent show“, anak dan sekaligus orangtuanya dibuat tersimak bagaimana “melakoni” sebuah seni dan budaya berbeda. Sementara dalam hal mengekspresikan “talent“, sudah pasti sangat bermanfaat bagi masa tumbuh dan kembang anak.
Keberanian untuk tampil di hadapan publik, tentu hal krusial lainnya. Sebuah pengalaman yang menjadi landasan untuk membangun rasa percaya anak. Seraya, mereka belajar berbagi diri melalui “talent” dan belajar memberi bagi orang lain. Soal yang terakhir ini, pastinya efektif diajarkan bukan dengan teori, melainkan teladan nyata.
Di akhir acara, ehem… ada yang tak kalah seru. Sudah tersedia beragam makanan ringan dan berat untuk disantap sambil bercakap-cakap akrab. Mari kita makan-makan! Haha…
Well, senang berada di sini. Tak lupa ucapan, selamat memasuki tahun kelinci air di penanggalan lunar. Seperti kelinci yang cute, melihat anak-anak yang hadir kemarin, tak kalah cute-nya.
Oya, buat yang belum tahu, Yogyakarta Independent School (YIS) adalah sekolah internasional di Yogyakarta yang berdiri sejak 20 Mei 1989 dengan Badan Pengurus (Pembina) pertama dipimpin oleh Profesor Koesnadi, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) kala itu.
Info penting nih, YIS menggunakan kurikulum International Baccalaureate (IB), yang berfokus pada pendidikan yang inquiry-based, mempersiapkan siswa untuk berhasil dengan cara mengajar mereka berpikir kritis dan mandiri.
Anda bisa berkunjung ke YIS yang berlokasi Jalan Tegal Mlati No.1 Jombor Lor, Sinduadi, Mlati, Sleman, DIY. Jika ada yang mau ditanyakan, bisa loh kontak telp/WA nomor 0811632442 atau email [email protected] Secara berkala ada open house juga, bisa Anda pantau Instagram @yogyakartaindependentschool []
Sekolah di YIS mahal gak ya? Pengen sekolah lagi kalo diterima jadi murid 😂
Boleh banget tuh ditanyakan pas kalau ada open house, untuk itu pantau deh jadwalnya di Instagram @yogyakartaindependentschool 😉
sejak tinggal di Jogja saya sudah tidak asing lagi dengan sekolah internasional ini, katanya paling bagus di Jogja ternyata memang bersatndar internasional betul-betul ya. dan dengan adanya acara seperti anak-anak menjadi mengenal keanekaragaman budaya negaranya. semuanya tampak bahagia dan menikmati suasana imleknya
Pastinya standard yang ditetapkan, terus dijaga dengan baik. Sepertinya ini kunci rahasia sekolah ini.
Waah…seruuu ya kak ada imlekan di sekolah. Sekolah anakku di Makassar ini nggak merayakan imlek, padahal lumayan jg anak tionghoa-nya. Kalau pas di Medan, sekolah anak2 emang hobi merayakan segala sesuatu, termasuk Imlek hehe.
BTW, aku baru tahu lho YIS ini, padahal udah lama ya..hehehe.
Kebijakan setiap sekolah pastinya berbeda-beda. Namun kalau sekolah-sekolah di pulau Jawa, biasanya progresnya lebih cepat..
Seeruu baruu kemarin hari kamis dinsekolah anak2 ada seru2an chinese new year jugaa..
Ada barongsai dan makan2 barengg
Pasti yang paling bahagia itu anak-anak deh, hahaha.
Merupakan suatu pengalaman yang mengasyikkan buat anak-anak merasakan suasana Imlek, Barongsai dan bagi2 angpao di sekolah. Semua meniakmati perayaan dengan suka cita. Btw saya suka sekali dengan lingkungan sekolahnya, asri sekali
Iya, bener asri dan bikin asyik, sangat mendukung untuk belajar.
Wih, saya baru tahu bahwa di Jogja ada YIS, memang kureng banget saya pergaulannya. BTW, boleh juga tuh idenya untuk barongsai cilik agar dapat tampil adanya, dan gak ditekan banget kaya profesional. Di kebanyakan sekolah event-event yang seharusnya happy malah jadi beban gitu ke anak yang ikutan…ckckck
Nah, itu krusial banget itu. Kebanyakan show-show, apa pun itu, kalau melibatkan anak-anak selalu dituntut mereka “perfek” kayak seniman profesional. Bisa stres tuh anak; biarkan saja mereka menikmatinya secara asyik.
Sekolah yang hijau itu termasuk langka sekarang apalagi di kota besar ya kan. Anakku juga kami sekolahkan di sekolah yang banyak pohonnya dan ada lapangan sepak bolanya. Jadi anak tetap bisa aktivitas fisik di sekolah.
Itu yang bikin saya langsung jatuh cinta begitu melihat panorama, hahaha. Apalagi pas Gunung Merapi sedang tampak dengan jelas.
Wah ternyata sekolah internasional juga merayakan sekaligus mengedukasi para murid tentang budaya Imlek ya, pasti mereka senang dapat pengetahuan baru yà
Senang banget, suasananya juga riang, termasuk orangtuanya/
Maaf mbak kalau YİS pakai kurikulum internasional, berarti nggak pakek kurikulum indonesia ya supr mbredeli itu kan mba?
Apakah sekolah YİS ini tersedia semua jenjang dari Sd sampai SMA?
Orientasi kurikukumnya beda. Di YIS sampai jenjang SMA ada kok. Tertarik nih?