SAYA mengulik asal-muasal saya mengunggah puisi Kwatrin Merah Dadu di akun Kompasiana saya. Melalui kode di awal judul, saya menelusuri akun komunitas “Rumah Pena Inspirasi Sahabat”. Oya, komunitas kompasianer ini sepertinya jauh lebih terkenal dengan nama Rumpies The Club (RTC).
Sekadar cerita, komunitas ini kerap bikin acara menulis/mengarang yang bersifat kompetitif. Kreativitasnya cukup tinggi, meliputi ajang menulis puisi, cerpen, pantun, surat, hingga membuat workshop dan menerbitkan buku.
Salah satu kegiatan RTC adalah event fiksi bertajuk Romansa September RTC atau disingkat [RoseRTC]. Singkatan model beginian telah menjadi ciri khas dan umumnya disyaratkan untuk dicantumkan mengawali judul unggahan karya.
Agenda kegiatan [RoseRTC] berlangsung pada 15-17 September 2016. Saya menemukan unggahan tersebut di Kompasiana. Dalam pengumuman tersebut, saya juga menemukan sejumlah nama tercantum dalam deretan pemenang.
Dituliskan dalam pengantar pegumuman bahwa event ini menerima sebanyak 136 karya yang dikirim oleh 89 Sahabat Rumpies. Semuanya ter-posting di kanal Fiksiana.
Mengingat jumlah karya peserta cukup banyak, maka para admin RTC menetapkan dua tahap penilaian. Pertama-tama, admin membuat nominasi karya yang lolos untuk dinilai oleh para juri. Ada 31 karya dalam daftar ini.
Tahap kedua, paa juri menyusun urutan ranking karya berdasarkan daftar nominasi tersebut. Bobot nilai untuk masing-masing karya berbeda, berdasarkan urutan. Nilai akhir didapat berdasarkan penjumlahan total bobot nilai.
Pengin baca selengkapnya? Klik saja [RoseRTC] Pengumuman Pemenang Event Romansa September RTC. Saya berada di urutan ketiga dalam daftar pemenang, dengan unggahan puisi Kwatrin Merah Dadu.
Semula, saya beneran lupa pada event ini. Itu sebabnya saya ngepo kayak gini, hehe.
Puisi Kwatrin Merah Dadu ternyata saya unggah di Kompasiana dengan titimangsa 15 September 2016. Setelah mendapat status Pilihan, Redaksi Kompasiana kemudian menampilkannya sebagai Artikel Utama.
Agar memudahkan ingatan, terkumpul dalam satu blog, dan mudah diakses siapa saja, puisi tersebut saya ajak turut berdiam di sini. Siapa tahu Anda pengin menikmatinya dan terhibur usai membacanya.
Pengumuman Pemenang Event Romansa September RTC, Kompasiana
KWATRIN MERAH DADU
I
Seorang gadis kecil berkuncir
Tersipu mengibas rambut jenjang
Mata lentiknya mengirim sihir
Memacu detak jantung kian senjang
II
Semburat mentari melukis terbata
Pada wajahnya yang semu dalam sipu
Saat kami bersilang lirik mata
Lalu tertunduk meremas kancing baju
III
Ada saat kala kami saling menatap sunyi
Diam-diam di bawah semilir pohon asam
Sebelum lonceng masuk kelas berbunyi
Lalu kami berjingkat kecil masuk ke dalam
IV
Ketika waktu membuat kami berlari
Dan degub jantung kian beriring
Kami sempat melingkarkan jari
Mengukir janji jalan seiring
V
Kau melangkah pergi dan kutetap di sini
Pada dusun dan gubuk yang jadi bingkai lukis
Menghitung padi silih menguning jadi saksi
Buncah di dada pantang surut terkikis
VI
Kini kutatap wajah september yang getas
Di dinding dingin tempatnya merebah
Jejak coret spidol merah telah kusam dan retas
Saksi setia memeluk kenangan dengan tabah
VII
Enam panen raya telah berlalang
Ketika kau pulang dengan elok binar mata
Lalu pada sunyi sebuah senja di pematang
Kita pun memilin jemari untuk mengekalkan cinta
Gak salah sih kalau tulisan masnya dari Pilihan Kompasiana. Diksinya benar-benar keren dan banyak yang baru untuk saya.
Halo Mas Andri, makasih untuk apresiasinya. Unggahan ini malah saya sendiri sudah lupa, haha. Soal diksi, mungkin disebabkan saya bukanlah penulis cepat. Suka dipikirin dulu 🙂