PUISI ini saya temukan kembali di salah satu blog lama saya. Blog gratisan WordPress yang sudah lama saya tinggalkan, sebab dia telah terkunci rapat. Saya tidak bisa masuk ke dalamnya lagi.
Titi mangsa pemuatan puisi ini adalah April 24, 2008. Tentu saja saya menuliskannya usai mengunjungi Borders Bookstore yang terletak Wheelock Place Orchard Rd, Singapura.
Kapan tepatnya saya mengunjungi Borders saat itu? Saya tidak mengingat detailnya lagi. Dan, agak malas menelusuri kembali linimasa kala itu. Yang terpenting, puisi ini menarik untuk saya temukan.
gerimis jatuh perlahan
saat kuucapkan selamat tinggal
pada borders yang menawanku
dalam hitungan jam
orang-orang bersegera
langkah-langkah bergegas
dan di antara derai butir air
aku pun melihat keasingan
gerimis jatuh menyapaku
bersama gumam di hati,
“hidup serasa berlomba
dalam labirin tak berujung”
YUP, saat itu hari telah berusia sore. Saat masuk ke Borders, langit Singapura mulai berawan. Dan ketika meninggalkannya, gerimis telah berjatuhan. Bagaimana bersiasat di Orchard Road menghindari gerimis, menarik untuk dilakoni.
Borders adalah toko buku besar dan megah pada zamannya. Buat para penyuka buku, toko itu adalah salah satu destinasi yang sangat menggoda. Apalagi, bisa sekalian menjelajah Orchard Rd, Singapura.
Membayangkan Borders, sanggup membuat pencinta buku ngiler sebelum meninggal Indonesia. Dan, tatkala berada di sana, serasa kijang menemukan padang rumput hijau nan subur.
Namun sayang, toko buku ini mengakhiri usianya pada tahun 2011. Kisah tentang Borders ini masuk bisa ditemukan di website nlb.gov.sg.
Di website itu kita membaca kisah mulanya. “The first Borders store in Singapore was opened by American book retail chain Borders Group Incorporated at Wheelock Place in 1997.”
Angin segar apa yang dibawa oleh Borders sebagai jasa bagi perkembangan toko buku lokal menjadi modern di Singapura dan kemudian Indonesia?
“The arrival of Borders brought forth changes in the local book retail business as it introduced new services and store facilities that created a unique shopping experience for customers,” jelasnya.
Cerita lengkapnya bisa Anda jumpai sendiri apabila tertarik membacanya. Namun yang perlu diketahui bahwa “Borders’s store at Wheelock Place was suddenly shut on 16 August 2011 due to a rental dispute with its landlord.”
Diinformasikan pula tentang penutupan Borders cabang lain di Singapura, “Borders’s branch at Parkway Parade closed on 26 September 2011.”
Foto header unggahan blog ini hanyalah ilustrasi yang saya ambil dari Pixabay. Namun, foto-foto suasana Borders, saya peroleh dari facebook.com/BBordersSG/?locale=id_ID Silakan dinikmati seraya menggali kenangan di sana.
Oya, jika di antara pembaca blog ini memiliki pengalaman berkesan berada di Borders Singapura, boleh loh meninggalkan komentar di bawah ini. Tentu saja saya akan senang membacanya. []