Malam Lelah: Sebuah Adegan

“Capek?” tanyanya penuh perhatian saat aku melemparkan kunci mobil sambil mengempaskan tubuh ke sofa di ruang keluarga.

“Iya, salah satu hari yang paling melelahkan di kantor,” jawabku jujur sambil memejamkan mata.

Kurasakan ia duduk di sisiku. Hangat sentuhan tubuh kami merembes perlahan.

Telapak tangannya yang mungil kini mengusap rambutku dengan lembut.

Aku menahan napas.

Baca Juga: Fly Me to the Moon

Perlahan, jemarinya merayap turun mengusap keningku berulang-ulang.

“Mau dipijat?” bisiknya di dekat telingaku.

Aku menggeleng, lalu menarik napas panjang saat telapak tangannya menangkup pipiku hangat.

“Ke kamar, yuk,” ajaknya sambil mengecup pipiku.

Hangat bibirnya kusambut dengan membuka kelopak mata dan menatapnya sayang. “Iya, Nek…” desahku.

Baca Juga: Lagu Rindu Pendaki

_

Flash Fiction 99 kata yang saya tulis pada Juni 2015 ini adalah bagian dari program nenulis random setiap hari.

Ang Tek Khun
About the author

angtekkhun menulis di media cetak saat kuliah psikologi, berkarier di industri penerbitan, dan beralih ke media digital sebelum menggeluti integrasi media berbasis psikologi pembaca.

Tinggalkan komentar