Pelajaran Valentin

HARI Valentin 2024 secara ajaib, bertepatan dengan hari Pemilihan Umum (Pemilu). Atau, lebih terasa sebagai kontestasi pemilihan presiden (pilpres).

Hari-hari menjelang musim mawar dan cokelat dengan spirit “romansa” itu, seolah daun-daunnya luruh di musim gugurnya tersambar badai politik.

Saya terlalu enggan menulis tentang pilpres dan tidak memiliki energi apa pun untuk mengekspresikan diri menorehkan topik valentin.

Namun sehari sesudah tanggal tersebut, spontan saja, saya menulis status di Facebook. Tangan saya seolah digerakkan oleh sesuatu dalam menghimpun tiga paragraf narasi itu.

Selang semingguan kemudian, ketika situasi Indonesia mulai lebih adem, saya teringat blog ini. Rasanya ingin aktif menulis lagi.

Namun, seolah sedang terjadi paradoks dalam diri saya. Minggu-minggu ini saya berada dalam situasi puncak perasaan bosan untuk menulis.

Dilema ini seolah terpecahkan saat saya teringat pada tulisan (sangat) pendek ini. Seraya sayang juga sih bila tidak saya pindahkan ke blog.

Maka, begitulah. Keputusan ini akhirnya saya ambil dengan harapan saya bisa mendapatkan kesempatan untuk menambahkan paragraf atau menyisipkan kata-kata tambahan.

Agar lebih pantas secara jumlah kata. Agar agak mendalam secara perenungan. Dan, lebih oke disebut sebagai konten blog.

Namun, ternyata saya salah. Usai membaca ulang, dan ulang, saya merasa buntu menarik alfabet tambahan. Jadi, ya sudahlah, tiga paragraf ini sajalah.

Jika Anda sudah pernah membacanya, bolehlah berpura-pura belum pernah menemukannya. Namun bila Anda belum pernah menjumpainya di FB saya, selamat membaca.

Jika kamu cowok, lagi jomblo dan sedang mendekati gadis-gadis untuk dipacari, jangan pernah sepanjang kencan dengan mereka kamu menjelek-jelekkan, apalagi memaki-maki, melakukan bullying, dan sejenisnya terhadap mantan kamu di depan mereka.

Fokuslah menunjukkan kualitas dirimu melalui ucapan dan perbuatan yang diuji melalui waktu. Niscaya dia akan klepek-klepek.

Jika pun gadis itu tetap menolakmu, setidaknya kamu beroleh sahabat yang baik, dan dari sini nama baikmu akan semerbak dan mendatangkan minat dari gadis-gadis lain.

Ang Tek Khun
About the author

angtekkhun menulis di media cetak saat kuliah psikologi, berkarier di industri penerbitan, dan beralih ke media digital sebelum menggeluti integrasi media berbasis psikologi pembaca.

Tinggalkan komentar